Sabtu, 23 Januari 2010

Analisis Struktural Novel "Dilarang Mencintai Bunga-Bunga"

1. Identitas
pengarang : Kuntowijoyo
penerbit : Sastra, No.3 Th. VII
tahun terbit : 1969
media : Buku

2. Sinopsis
menceritakan tentang keinginan seorang anak untuk mengenal kakek tidak pernah padam. ia terus berusaha untuk mengenalnya walau kata orang dia keramat. Anak tersebut penasaran oleh sebuah rumah tua itu yang berada di sebelah rumahnya tak seperti berpenghuni. sore hari ia bermain layang-layang kemudian layang-layangnya putus, ia berdiri saja memandanginya lalu ia dikejutkan oleh seorang kakek yang memberinya setangkai bunga berwarna ungu, ia mulai mengenal kakek dan mulai menyukai bunga-bunga, tetapi sang ayah melarangnya.

3. Tema
tema pada novel Dilarang Mencintai Bunga-Bunga dapat ditentukan dengan mengamati awalnya yang mengungkapkan suatu persoalan dari keseluruhan cerita tersebut. dilihat dari urutan kontak sampai klimaks dapat diambil kesimpulan bahwa temanya adalah ketidaksetujuan seorang ayah terhadap kegemaran anaknya.

4. Alur/Plot
peristiwa pada cerita ini, dapat dilihat bahwa peristiwa berjalan terus dari awal sampai akhir. tidak ada peristiwa yang kembali ke belakang, hal seperti ini dapat digolongkan ke dalam alur maju.

5. Latar/Setting
terdapat latar seperti tempat, waktu, suasana, juga benda-benda (alat-alat) yang berhubungan dengan cerita satu sama lain mempunyai hubungan atau keterkaitan. contoh pada tempat seperti, di rumah aku (si anak), di dalam kamar aku, di ruang tengah dan dipekarangan kakek, dan di masjid. waktu seperti, pagi, siang, sore, malam. suasana, mula-mula dilukiskan keadaan keluarga yang tenang tetapi setelah aku ingin mengenal kakek dan mulai menyukai bunga-bunga keadaan rumah mulai tidak tenang karena sang ayah tidak menyukai hal tersebut. tetapi setelah aku mulai sadar apa yang harus dilaksanakan, sikap ayah mulai lembut kembali. benda-benda yang ada dalam cerita seperti, bunga-bunga, selembar koran, tas sekolah, zvas bunga, sebuah tangga, tempat tidur, layang-layang, kursi, panci, alat-alat olahraga, palu.

6. Perwatakan
  • "aku" orang yang sedang dalam masa tak menentu dan itu semua sangat cocok dengan watak anak
  • ayah yang keras diwakilkan oleh setting kerjanya sebagai orang teknik
  • kakek diwakili oleh setting rumahnya yang lindung dan dianggap angker oleha anak-anak dan bunga-bunganya yang semerbak harum, kakek adalah wakil dari kelemahlembutan wanita
  • ibu, baik hati yang tidak pernah marah
7. Konflik
keinginan aku untuk mengenal kakek yang tidak pernah padam dan setelah aku mengenal kakek itu aku mulai menyukai bunga-bunga tetapi sang ayah melarangnya.

8. Amanat
bagaimana kehidupan sosial seorang anak yang masih ditentang oleh orang tuanya walaupun orang tua tidak suka akan kegemaran anaknya tetapi kita harus pandai dalam menyampaikan nasihat. agar anak tidak merasa terkekang dan tetap terbuka. sehingga dapat menjadi keluarga yang demokratis. cerita ini memberikan kesan tidak ada yang lebih baik selain ketenangan jiwa dan keteguhan hati.

Unsur Ekstrinsik
cerita ini memiliki unsur filsafat, yang pikiran-pikiran filsafat dinyatakan dengan intensif, tetapi tetap terguyur basah oleh emosi cerita. pikiran-pikirannya yang problematik dan menarik dianalisis, dan merangsang untuk membuka sebuah dimensi tentang arti kehadiran manusia di muka bumi ini. pola hhidup, pola pikiran, dan tata tumbuh manusia memang saling berbeda sesuai latar belakang, prsepsi dan visisnya dalam memandang dan menerjuni kehidupan ini, tetapi sesuatu hal yang sama pada setiap manusia adalah semuanya mencari jalan terbaik ddan terhormat untuk dapat mencapai kesempurnaan kehadirannya.

1 komentar: